Rabu, 24 April 2013

Bunga Citra Lestari_Cinta Sejati


Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Lembah yang berwarna
 Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesucian cinta

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Sabtu, 20 April 2013

Macam-Macam Gaya Bahasa

1.      Ironi (sindiran halus)
Sindiran yang dikatakan, kebalikan dari apa yang sebenarnya
2.     Sinime
Sindiran yang kasar
3.     Sarkasme
Sindiran yang sangat tajam dan kaar, sehingga terkadang menyakiti hati.
4.     Paradoks
Gaya bahasa yang mengemukakan dua pengertian yang bertentangan, sehingga tidak masuk akal
5.     Antitesis
Pengungkapan mengenai situasi, benda atau sifat yang keadaannya saling bertentangan dan menggunakan kata yang berlawanan arti.
6.     Anarkhronisme
Gaya bahasa yang menggambarkan yang tidak sesuai dengan peristiwa sejarah.
7.     Kontrakdiksio interminis
Gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan penjelasan semula.
8.     Inversi
Kalimat yang predikatnya terlatk di depan subjek
9.     Retoris
Kalimat tanya tak bertanya, yang menyatakan kesangsian/bersifat mengejek.
10.   Koreksio
Membetulkan ucapan yang salah, disengaja atau tidak disengaja.
11.    Repetisi
Pengulangan kata dalam bahasa prosa
12.   Paralelisme bait
Pengulangan kata dalam satu baris
13.   Enumerasio
Melukiskan suatu peristiwa/keadaan dengan cara menguraikan satu demi satu situasi/keadaan sehingga merupakan suatu keseluruhan
14.   Klimaks
Gaya bahasa yang menguraikan suatu keadaan secara berturut-turut
15.   Anti klimaks
Gaya bahasa yang menguraikan suatu keadaan secara berturut-turut semakin lama semakin menurun
16.   Pleonasme
Menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi sebab arti kata tersebut telah terkandung dalam kata yang diterangkan
17.   Tautologi
Mengulang kata beberapa kali dalam sebuah kalimat
18.   Ekslamasio
Gaya bahasa yang di dalamnya memakai kata seru
19.   Asosiasi
Melukiskan suatu keadaan dengan membandingkan terhadap kejadian lain
20.  Alusio
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan-ungkapan, peribahasa, atau sampiran pantun yang sudah lazim dipergunakan orang
21.   Litotes
Gaya bahasa yang melukiskan keadaan ssesuatu dengan menyatakan keadaan yang sebaliknya, guna merendahkan diri
22.  Hiperbola
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata untuk melukiskan peristiwa/keadaan dengan cara berlebihan daripada sesungguhnya
23.  Personifikasi
Penginsanan benda mati seolah-olah bernyawa/hidup
24.  Sinekdokhe
Gaya bahasa yang mengungkapkan sebagian masalah padahal yang dimaksud semuanya, juga menyatakan seluruh masalah sedangkan yang dimaksud hanya sebagian
25.  Metonemia
Gaya bahasa yang menggunakan sepatah kata/sebuah nama yang dapat berasosiasi dengan nama benda, binatang, tempat untuk menggantikan benda yang dimaksud
26.  Alegori
Gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam
27.  Metafora
Membandingkan suatu benda dengan benda lain yang mempunyai sifat yang sama
28.  Eufemisme
Gaya bahasa perbandingan menggunakan kata yang mengandung arti memperhalus
29.  Antonomasia
Menyebutkan keterangan/sifat tentang sesuatu, tetapi tidak menyebutkan hal yang diterangkan itu.



Sejarah Musik di Indonesia


Musik Indonesia atau yang disebut musik Nusantara merupakan semua musik yang berkembang di Nusantara ini, yang mencerminkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam segi bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara sendiri terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop. Terdapat tahapan- tahapan dalam perkembangan musik Indonesia (nusantara), yaitu :
1.  Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik digunakan sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi-bunyian yang dihasilkan dari anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.
2. Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembang musik- musik istana khususnya di daerah Jawa.Pada saat itu, musik tidak hanya digunakan sebagai bagian dari sebuah ritual saja, namun juga dalam kegiatan-kegiatan keistanaan sebagai sarana hiburan para tamu raja. Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.
3. Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Musik pada masa ini diperkenalkan olah para pedagang Arab. Alat musik yang mereka pergunakan berupa gambus dan rebana. Dari proses itulah kemudian muncul orkes- orkes gambus di Indonesia hingga sekarang.
4. Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini juga memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka. Seperti biola, cello (selo), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu.Pada masa inilah Indonesia mengalami perkembangan musik modern. Pada masa ini para musisi Indonesia menciptakan sajian music berupa perpaduan musik barat dengan musik Indonesia. Sajian musik itu kemudian dikenal sebagai musik keroncong.
5. Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.